Ibnu Taimiyyah menjelaskan, "Ruh penggerak badan yang meninggalkan badan melalui kematianada lah ruh yang ditiupkan ke dalam badan, itulah jiwa yang akan meninggalkan badan dengan cara kematian".1
Sungguh telahkeliru apabila ada yang menyatakan bahwa ruh dan jiwa itu adalah dua hal yang berbeda,karena dari dalil-dalil yang telah kita sebutkan dapat diketahui bahwa jiwa yang dicabut malaikat, dibawa naik ke atas langit, dikembalikan ke jasadnya, ditanya, lalu diberi nikmat atau disiksa,itulah ruh yang keluar dari jasad diikuti pandangan mata, sebagaimana termaktub dalam hadits-hadits terdahulu.
Makhluk inilah yang menimbulkan kehidupan, bahkan kehidupan akan lenyap bersamaan dengan perginya makhluk ini, makhluk ini disebut ruh dan jiwa, meskipun dua kata ini terkadang memiliki makna yang beragam.
Terkadang maksudnya adalah jibril, firman-Nya :
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). [QS. Asy-
Syu'aro' (26) : 193]
Terkadang maksudnya adalah al-Qur'an, firman-Nya :
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Qur'an)
dengan perintah Kami. [QS. Asyuuro (42) : 52]
Penjelas kitab ath-Thohawiyyahmenyimpu lkan, "Mayoritas penyebutan jiwa adalah apabila ruh itu masih bersambung dengan badan, adapun apabila telah dicabut dan berdiri sendiri maka mayoritasnya disebut ruh".2
Ibnu Taimiyyah menjelaskan, "Disebut jiwa ditinjau dari perannya mengatur badan, disebut ruh ditinjau dari kehalusannya, maka dari itu angin disebut juga sebagai ruh, sabda Nabi :
Angin itu dari ruh Alloh. HR. Al-Bukhori dalam al-Adab al-
Mufrod, Abu Dawud dan al-Hakim.
Maksudnya : berasal dari ruh yang telah diciptakan Alloh.3
Apakah Kita Bisa Mengetahui Sifat-Sifat Ruh?
Ruh diciptakan dari jenis bahan yang tidak ada yang semisal dengannya di alam nyata, maka dari itu kita tidak bisa mengetahui sifat-sifatnya. Akan tetapiAlloh telah menjelaskan kepada kita bahwa ruh itu naik dan turun, mendengar, melihat serta berbicara dst, hanya saja sifat- sifat tersebut berbeda dengan sifat-sifat jasad yang kita kenal, maka naik dan turunnya, mendengar, melihat, berdiri dan duduknya bukanlah seperti yang kita ketahui, sebagaimanaNabi juga memberitakan, bahwa ruh itu dibawa naik ke langit yang paling tinggi, kemudian
dikembalikan ke kubur dalam waktu yang singkat, diberi nikmat atau disiksa, yang pasti semua itu berbeda dengan apa yang telah kita ketahui.
Ruh Berbeda Dengan Badan
1) Sebagian kaum filsafat dan ahli bid'ah dari kalangan Jahmiyyah dan Mu'tazilahberpendapat bahwa ruh itu bagian atau sifat dari badan, sebagian mengatakan,"Ruh itu adalah nafas atau udara yang beredar didalam tubuh", sebagian yang lain mengatakan, "Ruh itu adalah kehidupan, sesuatu yang tercampur atau badan itu sendiri".4
Maka dari itu mayoritas dari mereka mengingkari adanya
siksa kubur, sehingga bagi mereka tidak ada ruh yang diberi nikmat atau disiksa di alam kubur, akhirnya merekapun menolak dalil-dalil yang menyatakan hal itu.
Dengan ini, mereka telah mendustakan berbagai dalil
mutawatir dan mengingkari pokok agama yang seharusnya
sudah mereka ketahui.
2) Kaum filsafat lainnyameny atakan bahwa jiwa itu tetap ada setelah berpisah dengan badan, akan tetapi mereka namakan sebagai akal, dan bagi mereka, akal itu berbeda dengan segala zat dan sifat-sifatnya, zat yang mereka maksud adalah jasad, sedangkan akal adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tidak bergerak, tidak diam dan tidak berubah sama sekali.5
Maka dari itu mereka mengatakan, apabila ruh berpisah
dari badan, maka keadaannya akan pasif, baik ditinjau dari
segi ilmu, pemahaman, pendengaran, pengelihatan, keinginan, senang serta kegembiraan dst dalam berbagai hal yang mungkin bisa berubah, bahkan ruh itu akan tetap berada pada kondisi yang satu seperti permulaannya dan akan abadi, sebagaimana yang mereka sangkakan terhadap akal dan jiwa.6
3) Sebagian kaum filsafat lainnyamenyifat i ruh dengan apa yang mereka istilahkan sebagai wajibul wujud (sesuatu yang pasti ada), padahal kenyataan sesuatu dengan sifat-sifat itu tidak mungkin ada, merekamenyatakan, ruh itu tidak didalam tubuh dan tidak juga diluarnya, tidak berpisah dengan badan dan tidak juga menyatu dengannya, tidak bergerak dan tidak juga diam, tidak naik dan tidak juga turun, bukan sesuatu yang nyata dan bukan juga sesuatu yang abstrak.7
Dua kelompokmeng akui keberadaan ruh yang berpisah dari badan, akan tetapi dikarenakan ruh adalah makhluk yang tidak sejenis dengan badan bahkan berbeda sama sekali, maka
mereka
sulit
untuk
mendefinisikan
dan
menggambarkannya.
Sebab utama mereka menyimpang dalam hal ini adalah,
dikarenakan mereka sangat mengandalkan akal dan berbagai
kias buatan mereka dalam meneliti perkara gaib ini.
Adapun orang-orang yang menaati Alloh dan Rosul-Nya serta
beriman kepada keduanya, maka Alloh menunjuki mereka, sehingga mereka mengetahui bahwa ruh itu merupakan satu bentuk perwujudan yang berbeda dengan perwujudan badan yang nyata ini, itulah perwujudan nurani yang tinggi ringan hidup dan bergerak, ada dan mengalir didalam inti-inti
anggota badan seperti mengalirnya air dalam bunga mawar, seperti mengalirnya minyak dalam buah zaitun, demikian juga bagai api dalam bara.
Selama jasad ini masih bisa menerima makhluk yang halus
ini, maka dia akan tetap bergabung dengan badan, sehingga badan akan tetap bisa merasakan, bergerak dan berkeinginan. Akan tetapi apabila jasad telah rusak dikarenakan telah dikuasai campuran-campuran yang berat dsb, sehingga tidak bisa lagi bereaksi dengan ruh, maka ruh akan berpisah dari jasad menuju alam arwah.8
Diantara dalil yang mejelaskan bahwa ruh itu merupakan
sesuatu yang berbeda dengan jasad adalah sbb. :
Alloh memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.9 Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. [QS. Az-Zumar (39) : 42]
8 Inilah penjelasan Ibul qoyyim dalam bukunyaar - Ruuh dan telah dinukil para ulama
terdahulu.
9 Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Alloh sehingga tidak dapat
kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya
dilepaskan sehingga dapat kembali kepada tubuhnya lagi.
Kalau kalian melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan bagian belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). [QS. Al-Anfaal (8): 50]
Alangkah dahsyatnya sekiranya kalian melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". [QS. Al-An'aam
(26) Sekali-kali jangan. apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. (27) Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?". (28) Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). (29) Dan bertaut betis (kiri) dan betis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar