2 Oktober 2011

ILYAS AS

Alquran surah Ash-Shaaffaat [37] 123-132. "Sesungguhnya Ilyas adalah salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya "Mengapa kamu tidak bertakwa. Patutkah kamu menyembah Baal (berhala) dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Maka mereka mendus-takannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas (menyembah Allah). Kami tinggalkan nama baiknya sampai kepada umat yang kemudian. Selamat dan sejahtera bagi Ilyas. Begitulah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh dia termasuk golongan hamba Kami yang mukmin." Di Lembah Al-Biqa (Lebanon), terdapat tiga buah kuil besar yang dipercaya sebagai tempat penyembahan berhala Baal. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Al-Quran, Dyas diutus oleh Allah kepada kaum Bani Israil di daerah Balabak (Heliopolis kota Matahari). Hal yang sama juga disampaikan Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam karyanya Athlas Tarikh al-Anbiya wa al-Rusul (Atlas Sejarah Nabi dan Rasul). Menurut Sami al-Maghluts, Nabi Ilyas diutus oleh Allah di daerah Baalbek (Balabakha) yang terletak di daerah sebalah barat, Damaskus (Suriah), yang kini masuk wilayah Libanon. Hal ini juga diperkuat oleh keterangan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya. Sumber lainnya menyebutkan, Baalbek terletak di sebelah Timur kota Libanon, sekarang ini. Nabi Ilyas (sekitar 910-850 SM), merupakan keturunan keempat dari Nabi Harun. Ia adalah putra Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun. Dan bila diteruskan, maka namanya akan bersambung ke garis keturunan Ibrahim AS dari Nabi Ishak AS. Kaumnya adalah keturunan Bani Israil Menurut seorang Sejarawan, Basyir Mahjub al-Saudah dalam kitabnya Jauber, Tarikhuha wa Ha.dliru.ha, menyebutkan, umat Nabi Ilyas adalah bangsa Yahudi yang menyebar di Baalbek (Balabakha). Menurut sejumlah keterangan, kota ini bernama Fenesia (Phoenisia). Dalam Ensiklopedi Islam untuk Pelajar disebutkan, kota itu berada di daerah Libanon. Penduduk Fenesia awalnya dihuni oleh para pelaut terkenal. Negeri mereka terletak di dekat laut. Namun, mereka tidak beriman kepada Allah. Mereka menyembah patung-patung, dan salah satunya yang paling dipuja adalah Baal. Dan sampai sekarang masih ada sebuah bangunan altar bernama Heliopolis yang diyakini sebagai tempat penyembahan bangsa Fenisia kepada Dewa Baal. Nama kota Baalbek sendiri diambil dari nama Baal, dewa bangsa Fenisia yang merupakan seorang wanita. Karena kebobrokan kaum bani Israil sepeninggal Nabi Sulaiman AS, maka Allah mengutus Ilyas untuk menyadarkan kaumnya agar beriman kepada Allah. Namun, ajakan dan dakwah Ilyas bertepuk sebelah tangan. Kaumnya justru menolak dakwah Nabi Ilyas. Bahkan, mereka beren- . cana membunuh Ilyas. Selama bertahun-tahun Ilyas berdakwah dan mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. "(Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya "Mengapa kamu tidak bertakwa. Patutkah kamu menyembah Baal (berhala) d.in kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Maka mereka mendustqkannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas (menyembah Allah)." (QS Ash-Shaaffaat [37] 124-128). Mereka mendustakan dakwah Nabi Dyas. Mereka pun berusaha mengejarnya dan membunuhnya mereka berhenti mengajak mereka. Namun, rencana busuk mereka tercium oleh Nabi Ilyas. Bencana Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, Nabi Ilyas berusaha menghindari kejaran kaumnya. Ia bersembunyi dari satu tempat ke tempat lain. Karena perbuatan buruk kaumnya itu, Allah menimpakan azab kepada mereka berupa kekeringan dengan tidak diturunkannya hujan selama kurang lebih tiga tahun. Hewan ternak banyak yang mati, sawah ladang kering, sehingga mereka kesulitan mendapatkan makanan. Dalam Tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan, Ilyas terpaksa selalu berpindah tempat. Terkadang di rumah seorang kaumnya yang mempercayai Ilyas. Terkadang ia tinggal di gua. Namun demikian, Ilyas tak pernah berhenti berdakwah dan menyampaikan kebenaran. Menurut sejumlah literatur, setiap rumah yang disinggahi Nabi Ilyas, disitu akan tercium bau makanan. Ketika kondisi sudah demikian parah, makanan sudah sulit didapat, ternak banyak yang mati, lahan-lahan menjadi tandus, maka mereka pun berusaha mencari Nabi Ilyas. Dan ketika berjumpa, mereka memohon kepada Nabi Ilyas agar bisa membantu persoalan yang dihadapi kaumnya. Nabi Ilyas memerintahkan kaumnya agar meninggalkan sesembahan berhala Baal dan beriman kepada Allah. Dalam doanya. Nabi Ilyas memohon agar Allah mengabulkan permohonannya. Dan atas izin Allah, turunlah hujan yang mampu menghidupkan kembali lahan-lahan yang tandus menjadi subur, tanaman kembali digiatkan, ternak kembali digembalakan Namun, keimanan kaumnya ini tak lama berselang. Mereka kemudian kembali menyembah Baal dan berhala lainnya. Maka Allah pun akhirnya mengazab mereka dengan azab kekeringan yang panjang. Masih hidup Menurut sejumlah keterangan, hingga saat ini Nabi Ilyas AS masih hidup. Namun, sebagian lagi menyatakan, ia sudah meninggal dunia. Sami bin Abdullah menyebutkan, pada saat dikejar-kejar untuk dibunuh setelah peristiwa kekeringan itu, Allah mengangkatnya ke langit. Hal ini juga diamini oleh sejurnlah pihak. Bahkan, banyak yang mengklaim, hingga saat ini ada empat Nabi yang masih hidup. Mereka adalah Idris, Khidir, Nabi Ilyas, dan Isa AS. Sementara, menurut yang lainnya, seperti Ahmad Bahjat dalam Sejarah Nabi-nabi Allah, Afif Abdul Fatah dalam Nabi-nabi Dalam Alquran menyebutkan, Nabi Ilyas sudah meninggal dunia.

Tidak ada komentar: