20 Maret 2013

Pada jaman Jalandhara, banyak Para Asura yang memiliki ‘kesadaran tinggi’. Karma telah mengaturnya. Alam telah mengaturnya. Para Asura yang berkesadaran tinggi ini memang harus berjodoh dalam satu babak kehidupannya untuk bertemu, untuk dekat dengan Jalandhara. Pada jaman itu, Rsi Sukracharya telah berhasil membimbing para Asura. Dapat dipastikan, pada kehidupan selanjutnya, mereka akan terlahirkan sebagai manusia. Melalui Rsi Sukracharya, para Asura pilihan ini mengetahui bahwasanya Para Deva tengah terlena. Tengah kehilangan kekuatan Dharma-nya. Di alam Surga tidak ada bencana alam, di alam Surga tidak ada murka alam. Dan apabila Para Deva terlena, menyimpang dari Dharma, sudah sejak dulu, sejak jaman dahulu, Para Asura pilihan akan menjadi tangan Alam. Menjadi wakil Alam, membuahkan karmaphala. Kondisi seperti ini tidak bisa dipastikan kapan terjadinya. Namun apabila Para Deva jatuh kesadarannya, pasti akan lahir ‘Putra Sang Avatara’ dialam Asura untuk memimpin para Asura pilihan mengingatkan Para Deva. Alam Surga dan alam Neraka punya keunikan hukum alam-nya sendiri. Alam manusia lepas dari keunikan hukum alam Surga dan alam Neraka. Alam manusia punya hukum alam sendiri. Dan hukum alam di alam manusia, lebih membangun, lebih memicu peningkatan kesadaran. Para Asura pilihan ini, dengan penuh kesadaran, siap menegakkan Dharma. Siap mengingatkan Para Deva. Dan manakala, Jalandhara menawarkan mereka untuk menjadi duta, duta untuk memperingatkan Para Deva di Surga, maka, banyak yang menawarkan diri. Jalandhara mengutus para Asura yang terpilih menjadi duta menyampaikan peringatan ke Surga. Isi peringatan yang sampaikan oleh Jalandhara kepada Para Deva adalah, bahwasanya hasil pengadukan Lautan Susu, Samudera Manthana pada masa lalu, yaitu Tirtha Amrta, tidak sepantasnya dinikmati oleh Para Deva-Deva yang yang berkesadaran rendah seperti mereka saat ini. Jika mereka tidak segera sadar, Jalandhara, Raja Para Asura, akan menyerang Surga! Duta dari bangsa Asura hanya mampu sampai dipintu gerbang Surga. Mereka menyampaikan pesan dari Jalandhara. Mendapati pesan bernada ancaman seperti itu, Para Deva penjaga gerbang, Para Yaksha, melaporkannya kepada Indra. Indra yang mendapat laporan seperti itu, bangkit kepongahannya. Ancaman para Asura, ibarat seperti ancaman dari segerombolan kucing menantang segerombolan harimau. Mana mungkin para Asura mampu menyerang Surga. Menginjakkan kakinya saja, tidak akan mampu, apalagi memasuki Surga dan menyerang Surga. Indra segera mengutus seorang Deva untuk memberi jawaban. Dan jawaban itu sangat-sangat menghina Para Asura. Duta para Asura, mendengar jawaban yang penuh kesombongan itu segera kembali ke alam Neraka dan melaporkannya kepada Jalandhara. Mendengar jawaban Para Deva yang tidak sepatutnya diucapkan oleh bangsa Deva, Jalandhara, dengan persetujuan Rsi Sukracharya, segera mengatur barisan perang! Para Asura pilihan telah berkumpul. Mereka menantikan detik-detik mendebarkan. Dengan adanya ‘Putra Shiva’ ditengah-tengah mereka, mereka membulatkan tekad, siap berperang demi Dharma. Perang ini bertujuan untuk membersihkan Surga dari ‘sel-sel kanker ganas’ yang akan merusak kesadaran Para Deva. Para Asura yang ikut berperang, dan yang tidak tergiur kenikmatan surgawi, berperang hanya demi menegakkan hukum alam, dapat dipastikan, pada kelahiran selanjutnya akan menjadi manusia. Dan, berduyun-duyun Para Asura datang memperkuat barisan Jalandhara. Dengan persiapan lengkap. Dengan patuh dan percaya penuh kepada Rsi Sukracharya dan Jalandhara, berangkatlah pasukan Asura menuju alam Surga. Para Deva sejatinya bukanlah pengendali alam. Pengendali alam adalah Brahman sendiri. Ada Deva maupun tidak, alam akan tetap berputar, berevolusi dan beraktifitas. Hukum-hukum alam dikendalikan oleh karmaphala,oleh hukum sebab akibat, bukan karena ada campur tangan Para Deva. Para Deva hanyalah Atma-Atma yang menghuni alam Surga. Ada Surga Matahari (Surya), ada Surga Bulan (Chandra), ada Surga Air ( Varuna ), dan Surga-surga yang lain. Sesungguhnya, mereka cuma penghuni. Mereka tidak berkuasa sepenuhnya kepada Surga yang mereka huni. Sebagaimana manusia yang menghuni Bumi, manusia tidak berkuasa sepenuhnya atas Bumi. Ada hal-hal diluar kuasa manusia yang seringkali terjadi di Bumi, seperti bencana alam, perubahan cuaca, dll. Semua itu murni digerakkan oleh hukum alam, tidak ada Deva apapun yang mengendalikannya. Begitu juga Para Deva diatas Surga yang mereka tempati. Mereka tidak berkuasa sepenuhnya. Hukum alam lebih berkuasa di atas semesta ini. Jangan terkecoh! Dan Surga terindah, sebagai mascot dari semua Surga adalah Amaravati. Disinilah Indra bertempat tinggal. Disinilah pusat semua alam Surga, kota kebanggaan Para Deva. Surga Matahari ( Surya), Surga Bulan ( Chandra ) dan Surga-surga yang lain, tidak bisa mengalahkan keindahan Amaravati. Deva bukan Malaikat. Malaikat hanyalah metafora. Dimana alam, Prakrti, membalaskan karma baik kepada seluruh makhluk, alam akan dipandang sebagai Malaikat. Bila Prakrti atau Alam membalaskan karma buruk kepada seluruh makhluk, Alam dipandang sebagai Iblis. Maka dari itu, konon MALAIKAT TERCIPTA DARI CAHAYA DAN IBLIS TERCIPTA DARI API, BISAKAH KITA MEMISAHKAN CAHAYA DARI API? RENUNGKAN. CAHAYA ADALAH WUJUD HALUS API DAN API ADALAH WUJUD HALUS CAHAYA. HAKIKATNYA ADALAH SATU KESATUAN. ( Baca catatan saya mengenai Karmaphala dan Punarbhava.) Dan, Jalandhara memilih menyerang Amaravati. Karena Amaravati adalah symbol kekuasaan Para Deva. Dengan kekuatan ‘Illahi’-nya, Jalandhara dengan mudah menjebol pintu gerbang Surga! Para Yaksha gempar, seluruh penghuni Surga tak mengira pintu Surga bisa dengan mudah dijebol oleh Jalandhara! Begitu pintu Surga terbuka, para Asura pilihan, dengan mudahnya masuk dan mampu menginjakkan kaki di Surga! Kenyataan ini membuat seluruh penghuni Surga ketakutan!! Para Asura langsung merangsak maju ketengah kota Amaravati. Para Deva mati-matian membendung gerak laju para Asura. Melihat kenyataan ini, Indra tertegun. Dia merasakan bahwasanya, ini semua adalah buah karma buruk dari seluruh Para Deva yang telah larut dalam kepongahannya ! Kini, Mahadeva telah murka! Diantara Para Deva, terbagi menjadi dua kelompok, ada yang berperang hanya sekedar menjalankan Dharma-nya, mematuhi aturan semesta. Bahwa siapapun, yang belum terlahirkan sebagai Deva, tidak berhak menguasai Surga. Di kelompok kedua, ada yang berperang karena tidak rela kenikmatan mereka diganggu gugat. Begitu juga di kalangan Para Asura, ada yang berperang hanya sekedar menegakkan Dharma, mengingatkan Para Deva, tetapi akhirnya ada juga kelompok kedua yang berubah niat setelah melihat keindahan Surga, mereka tergiur ingin memiliki segala kenikmatan yang terhampar didepan mata mereka. Siapa yang menegakkan Dharma, baik dari kalangan Para Deva dan Para Asura, inilah Atma-Atma pilihan. Atma-Atma yang menorehkan buah karma cemerlang dan dicatat oleh Prakrti. Dan mereka akan menikmati limpahan karunia ‘Kesadaran Sejati.’. Siapa yang hanya menginginkan kenikmatan Surga, itulah Atma-Atma yang akan jatuh. Dipihak Para Deva, mereka yang mati-matian mempertahankan kenikmatan surgawi, kelak akan lahir kembali menjadi Asura. Sedangkan dipihak Para Asura, mereka akan tetap terlahir sebagai Asura. Rsi Sukracharya, Rsi Brhaspati dan Jalandhara menjalankan tugas mereka, untuk mencari Atma-Atma pilihan diantara Para Deva dan Asura! Namun, pasukan Asura terpukul mundur. Banyak yang gugur dimedan laga. Rsi Sukracharya, dengan menggunakan ramuan Sanjivani, memberikan kehidupan baru bagi yang gugur. Beliau atas ijin Mahadeva, memberikan kesempatan kedua bagi para Asura yang gugur untuk memperbaiki niatnya. Dan Para Deva tercengang ketika mengetahui, para Asura yang gugur, dapat hidup kembali! Kini, giliran Para Deva yang terdesak hebat, banyak Para Deva yang gugur. Rsi Brhaspati, Guru dari para Deva, memberikan ramuan yang sama, ramuan Sanjivani. Para Deva yang gugur, dapat dihidupkan kembali. Seperti Rsi Sukracharya, Rsi Brhaspati memberikan kesempatan kedua bagi Para Deva untuk memperbaiki niatnya! Mengetahui akan hal itu, Jalandhara meminta petunjuk kepada Rsi Sukracharya, dimanakah tempat tanaman Sanjivani tumbuh. Dia hendak memusnahkannya. Rsi Sukracharya segera menyuruh Jalandhara menuju sebuah gunung bernama Drona. Hanya disana tanaman Sanjivani tumbuh. Tanpa menunggu waktu, diiringi oleh beberapa Asura yang lain, Jalandhara untuk sementara meninggalkan barisan, mencari Gunung Drona. Setelah diketemukan, dengan kekuatan Illahi-nya, Jalandhara mencabut Gunung itu dan melemparkannya ketengah-tengah lautan semesta! Para Asura yang melihat kekuatan Jalandhara, takjub dan ketakutan! Mendapati Gunung Drona lenyap, Para Deva gempar! Kekuatan macam apakah yang mampu melenyapkan Gunung itu? Kecuali Mahadeva Shiva atau Vishnu sendiri, tidak mungkin bisa terjadi! Dengan hilangnya Gunung Drona, satu persatu, pasukan Para Deva berjatuhan, gugur! Indra, beserta para penghuni surga yang lain, diiringi vidyadara dan vidyadari, apsara dan apsari serta gandarva dan gandharvi, segera meninggalkan Amaravati. Dan Amaravati, kini dukuasai oleh para Asura yang dipimpin oleh Jalandhara! Para Deva yang gugur, adalah mereka-mereka yang tidak layak dan tidak kuat dengan jerat surgawi. Mereka harus keluar, tidak berhak lagi hidup menghuni surga. Atma mereka akan jatuh, kembali menjadi makhluk dibawah Deva, harus lahir menjadi Asura. Maka berhati-hatilah menjadi seorang Deva. Indra, Para Deva dan seluruh yang meninggalkan Amaravati, menjadikan Bumi, alam manusia sebagai tempat pelariannya. Mereka turun ke Gunung Himalaya, gunung tertinggi dialam manusia. Yang senantiasa diselimuti oleh salju abadi. Di Gunung ini, memang kerap kali dijadikan kunjungan oleh Para Deva. Gunung ini memang penuh misteri. Dan disana, tanpa sepengetahuan manusia yang berkesadaran rendah, kecuali para Yogi, mereka sementara bersembunyi. Pilihan ini diambil, karena mereka yakin, para Asura tidak akan mengira Para Deva turun ke alam manusia. Para Asura mungkin akan mengira bahwa para Deva melarikan diri ke Surga-surga yang lain. Selama disana, mereka merundingkan langkah selanjutnya. Mereka tidak menyangka, begitu kuatnya Jalandhara. Dan mereka mulai menyadari, bahwasanya, ini semua adalah karma buruk mereka. Dan Jalandhara mungkin bukanlah Asura asli. Menduga-duga akan hal itu, Para Deva menjadi ketakutan sendiri. Daripada menduga-duga, Indra memutuskan untuk menemui Avatara Brahman, Deva Vishnu dialam Satya. Tapi hal itu beresiko. Karena untuk menuju alam Satya, harus melewati enam alam lagi diatas Bumi. Dan dari keenam alam itu, salah satunya adalah alam Surga yang kini dikuasai oleh Jalandhara. Namun, demi untuk mengembalikan tata aturan semesta, dan demi menyesali dosha-dosha mereka, Indra, dengan diiringi beberapa Deva, nekad hendak menghadap ke alam Satya, menemui Deva Vishnu. Sedangkan para Deva yang lain, untuk sementara bersembunyi, bertebaran diseluruh Gunung Himalaya. Perjalanan penuh resiko-pun ditempuh. Karena Indra walaupun angkuh tapi juga masih memiliki karma baik yang besar, maka ia mampu mencapai alam Satya dengan selamat. Tiba digerbang Alam Satya, Para Deva segera bersujud sembari mengucarkan mantra-mantra Veda. Mereka mengakui segala kesalahan mereka dan memohon bantuan Deva Vishnu Yang Agung. Dan Deva Vishnu-pun berkenan menemui mereka. Memasuki Vaikunthaloka, tempat kediaman Atma-Atma suci ini, Para Deva terus menerus mengucarkan mantra-mantra Veda. Dan manakala mereka telah bertemu dengan Deva Vishnu yang nampak berkilau-kilauan, mereka mengakui segala kesalahan mereka dan memohon bantuan Sang Avatara. Deva Vishnu tersenyum, Dia sudah mengetahui semuanya, dan dengan tegas, Deva Vishnu menolak memberikan bantuan-Nya. Betapa sedih Indra dan Para Deva. Mereka keluar dari Vaikunthaloka dengan harapan yang pupus. Ditengah kegalauan mereka, Indra memutuskan untuk menemui Rsi Naraddha, Rsi Illahi yang terkenal bijak. Untuk menuju tempat Rsi Naraddha, Para Deva juga harus menempuh resiko. Karena buah karma baiknya juga, Indra dan Para Deva dapat menemui Rsi Naraddha dengan selamat. Rsi Naraddha telah tahu semuanya. Beliau mengerti bahwa scenario illahi tengah berjalan. Dan kini, beliau mengambil perannya setelah Rsi Sukracharya dan Rsi Brhaspati telah mengambil dahulu peran mereka. Rsi Naraddha menyanggupi membantu Para Deva. Beliau akan pergi ke Surga sendiri, menemui Jalandhara dan Rsi Sukracharya. Kedatangan Rsi Naraddha di Surga adalah sebuah kehormatan besar bagi Para Asura. Mereka menyambutnya dengan suka cita. Setelah bertemu dengan Jalandhara dan Rsi Sukracharya, maka Rsi Naraddha segera mengatakan bahwa sudah cukup memberikan hukuman bagi Para Deva. Kini, sudah saatnya Jalandhara mencari Deva Shiva. Sudah saatnya Jalandhara menyatu lagi dengan-Nya. Mendengar akan hal itu, Jalandhara gembira. Pembebasan Purna sudah ada didepan mata. Rsi Naraddha menyuruh Jalandhara segera pergi ke alam Satya, ke Shivaloka, mencari Dia disana. Diiringi oleh Asura pilihan yang benar-benar mempunyai karma baik luar biasa, Jalandhara segera berangkat kea lam Shivaloka. Ketika rombongan Jalandhara tiba digerbang alam Shivaloka, Para Gana, penghuni alam Shivaloka terkejut mendapati ada Asura yang mampu mencapai gerbang Shivaloka. Mereka segera mengusir para Asura itu. Para Asura, terlempar jatuh dari Shivaloka. Namun walau bagaimanapun, mereka yang terlempar sangat-sangat gembira karena bisa menginjakkan kaki di Shivaloka, itu adalah suatu pencapaian luar biasa bagi mereka dalam wujudnya seorang Asura. Para Asura terlempar keluar dari gerbang Shivaloka. Namun Jalandhara tidak! Para Gana takjub. Mereka menanyakan keinginan Jalandhara. Jalandhara berkeinginan untuk bertemu dengan Deva Shiva sendiri. Para Gana kebingungan, mana mungkin itu terjadi? Seorang Asura, tidak akan mungkin bisa memasuki alam Satya untuk bertemu dengan Shiva. Ditengah kebingungan itu, Devi Parvati atau Devi Durgha sendiri muncul dengan tiba-tiba! Melihat Devi Parvati, Jalandhara tergetar hebat! Dia mengalami loncatan kesadaran luar biasa. Dia ekstase! Dia ekstase hanya dengan melihat-Nya! Namun tak lama, Devi Parvati menghilang kembali. Jalandhara kebingungan. Dia bergerak mencari-cari Devi Parvati. Dia mengaduk-aduk seluruh semesta! Semesta bagaikan sebuah roda ditangannya! Para Gana gempar dibuatnya!!! Shiva dan Parvati, masih mempunyai sebuah rencana bagi Jalandhara. Kelak, Deva Vishnu harus turun kedunia, mewujud sebagai Shri Rama. Tujuannya untuk menghancurkan wujud evolusi jasmaniah yang menyimpang dialam manusia. Karena banyak evolusi jasmaniah manusia telah salah jalur. Tercipta perwujudan-perwujudan tidak sempurna di alam manusia. Banyak tercipta wujud manusia setengah hewan. Pun Shrii Rama juga harus menghancurkan ras manusia purba, keturunan Cakshusha Manu (Manu yang keenam) yang masih tersisa. Wujud evolusi fisik manusia yang stabil untuk waktu sekarang, harus menggunakan wujud keturunan Vaivasvata Manu, Manu yang ketujuh. ( Dalam Veda, Manu atau Adam tidak hanya ada satu, dalam proses dari Penciptaan sampai Kiamat, akan turun empat belas Manu atau empat belas Adam. Dan kita, manusia modern, homo Sapiens, adalah wujud dari keturunan Manu ke tujuh yang disebut Vaivasvata Manu. Masih harus ada tujuh Manu lagi, tujuh Adam lagi yang harus turun membentuk ras-ras manusia baru yang lebih sempurna. Setelah lengkap empat belas Manu atau Adam, baru kiamat semesta akan terjadi.Jangan terkecoh dengan ramalan-ramalan kiamat yang hendak datang pada waktu dekat ini!) Ras manusia purba, keturunan Caksusha Manu, Manu keenam, sudah tidak cocok sebagai wadah Atma untuk berevolusi. Masa guna-nya sudah habis. Dan untuk itulah Deva Vishnu harus turun menjadi Shri Rama kelak. Dan demi tujuan itu, harus ada sebuah ‘sebab’ yang menyebabkan Dia lahir. Harus ada kesalahan kecil yang disengaja sebagai syarat agar Dia bisa lahir ke alam manusia. Dia harus mematuhi aturan semesta yang Dia ciptakan sendiri. Walaupun Dia mampu mewujud tanpa dipengaruhi oleh sebuah ‘sebab’, tapi Dia tidak akan melanggar aturan alam yang telah Dia tetapkan sendiri. Inilah Keberadaan. Inilah Tuhan Yang Sesungguhnya. Dia tidak semau gue, seenak udelnya sendiri. Dia mematuhi aturan semesta, aturan yang dibuat-Nya sendiri. Untuk memberi contoh kepada manusia, bahwasanya mengikuti sebuah aturan, sebuah hukum, adalah perbuatan yang Dia haruskan! Dan ‘sebab’ itu, akan Dia peroleh dari Vrnda, istri Jalandhara, bagian tubuh Parvati yang mewujud dialam Asura. Permainan illahi, kadang membingungkan, tapi indah. Para penghuni alam satya memohon kepada Sang Avatara Agung untuk menghentikan Jalandhara. Dan Deva Vishnu sendiri segera turun ke alam Asura. Dia akan menghentikan suplay energi Jalandhara yang didapatkan dari Vrnda, istrinya. Dia akan mengalihkan suplay energi itu kesebuah wujud illusi. Dan bila Vrnda mengetahui bahwa dia telah mengalirkan energy ke arah yang salah, Vrnda harus marah, dan harus mengutuk Vishnu. Dan dengan kutukan itu, maka Vishnu akan dapat ‘menurun’ kealam yang lebih rendah, yaitu alam manusia. Dan Dia akan lahir sebagai Shri Rama. Inilah permainan illahi. Deva Vishnu, diiringi beberapa Atma-Atma suci dari Vaikunthaloka, turun kea lam Asura. Mereka menuju ke taman kerajaan Jalandhara. Dia, Vishnu yang agung, menyamar sebagai seorang pertapa, dan duduk bermeditasi ditengah petamanan istana. Para Atma-Atma suci juga menyaru, menyamar sebagai makhluk-makhluk kecil yang mirip kera. Berkeriapan memenuhi petamanan istana. Vrnda yang keluar dari istana dan sedianya menuju petamanan, terkejut melihat seluruh taman dipenuhi makhluk-makhluk aneh. Dan begitu melihat ada seorang pertapa yang tengah duduk bermeditasi di tengah pertamana, dia segera menghambur dan memeluk pertapa itu. Pertapa yang tak lain adalah Deva Vishnu Yang Agung, melihat Vrnda ketakutan melihat banyak makhluk ganjil yang berkeriapan dipetamanan istananya, maka pertapa ini mengeluarkan suara aneh. Begitu suara-Nya terdengar, makhluk-makhluk mirip kera ini menyibak, menepi. Mereka memberi jalan kepada dua ekor makhluk mirip kera yang datang menghadap kearah pertapa sambil membawa mayat seorang Asura. Melihat mayat itu adalah mayat suaminya, Vrnda segera memohon agar mayat itu dihidupkan kembali. Vishnu tersenyum, maka dia hidupkan mayat Jalandhara palsu itu. Mendapati suaminya hidup lagi, Vrnda segera memeluknya. Namun terjadi keanehan, energi Vrnda tidak dapat mengalir kearah sosok tubuh yang dipeluknya. Mendapati akan hal itu, Vrnda segera berkata kepada sang pertapa : “Oh, pertapa. Engkau telah menipu aku. Kini seluruh kekuatan suamiku telah hilang karena aku telah menyalurkannya kearah yang salah. Karena perbuatanmu ini, kelak kamu juga akan dipisahkan dengan istrimu. Dan hanya dengan bantuan pasukan manusia kera, kamu akan memperoleh istrimu kembali.” Selesai berkata seperti itu, Vrnda memejamkan mata. Tubuhnya berubah menjadi gulungan energi. Melesat cepat, menuju alam Satya dan bersatu kembali dengan Devi Parvati. Vishnu tersenyum. ‘Sebab’ untuk kelahirannya telah Dia dapatkan. Dan Dia, kembali ke Vaikunthaloka. Disana, Jalandhara sudah kehabisan energi untuk mencari-cari Parvati. Dan sudah saatnya Shiva muncul. Shiva muncul dihadapan Jalandhara, diangkatnya Tri sula-Nya, dipenggallah kepala Jalandhara, DIPENGGALAH EGO JALANDHARA YANG TERSISA! Begitu ego Jalandhara lepas dari tubuhnya, Jalandhara mencapai kebebasan Purna. Dia menyatu kembali dengan Shiva. Mendengar kabar itu, Para Deva di bumi bersuka cita, mereka segera menuju Amaravati. Dan para Asura yang tinggal di Amaravati, begitu Jalandhara telah menyatu lagi dengan Shiva, mereka tidak kuat lagi tinggal Surga, vibrasi alam Surga tiba-tiba tidak sesuai dengan vibrasi tubuh mereka sepeninggal Jalandhara. Maka, mereka segera keluar dari Surga, menuju ke alam Neraka. Indra yang telah menyadari kesalahannya, bertahta kembali di Surga. Sedikit Energi Vrnda jatuh ke alam manusia. Energi ini menumbuhkan sebuah pohon bernama Tulasi. Dan didaerah mana pertamakali pohon ini muncul, daerah itu dinamakan Vrndavana. Dimana kelak, didaerah inilah Shri Krishna akan lahir. Dan Shrii Krishna sangat menyayangi pohon Tulasi. Siapapun yang mempunyai timbunan karma baik berlimpah, maka otomatis alam akan menumbuhkan buahnya. Berupa kemakmuran, kemashyuran, kemujuran, kekuasaan, dll. Dan dari sekian banyak buah karma baik, hanyalah ‘tumbuhnya kesadaran yang dikatakan buah utama. Apabila karma baik itu berbuah kemakmuran, kemashyuran, kemujuran, kekuasaan, dll, sangat rentan dengan ‘kejatuhan kesadaran’. Rentan merosot ketingkat bawah lagi. Banyak yang tergelincir oleh karenanya. Dan fenomena seperti itulah yang tengah terjadi pada Para Deva di jaman Jalandhara. Surga adalah alam kenikmatan, berlimpah kemakmuran, kemashyuran, kekuasaan, sensualitas dan segala bentuk kenikmatan material. Atma-Atma yang lahir disana, banyak yang terjebak. Lupa tujuan semula. Surga bisa berbuah racun bagi peningkatan kesadaran. Bagi yang ‘sadar’, Surga bukan tujuan utama. Surga bukan tempat suci. Surga hanyalah salah satu alam, seperti alam-alam yang lain. Surga memanjakan indera-indera. Maka pemimpin Surga-pun, diberi gelar INDRA. Di Surga banyak terdapat ras Deva, sesuai dengan karmanya. Ada ras Vidyadara-Vidyadari (Bidadara-Bidadari), ras Apsara-Apsari, ras Gandharva-Gandharvi, ras Nagha bahkan ada juga ras setengah Deva, sebut Yaksha-Yakshi. Ras Yaksha inilah kebanyakan mendapat pekerjaan sebagai pasukan, sebagai tentara. Maka jangan heran, apabila anda memasuki kompleks suci umat Hindhu Bali, anda akan disambut sepasang arca menyeramkan sebagai penjaga pintu Pura yang biasa dinamakan Dvaraphala. Inilah penggambaran ras Yaksha, makhluk setengah Deva. Diatas alam Surga, barulah dikatakan sebagai alam suci. Dan kesuciannya bertingkat, semakin keatas semakin suci. Ada alam Tapa, alam Jana, alam Maha dan alam Satya. Dikeempat alam ini, dihuni juga oleh Para Deva yang tidak dibawah kuasa Deva Indra. Para Deva diatas alam surga adalah Deva-Deva yang bijak. Terdiri juga dari berbagai ras, ada Brahma Rsi, Deva Rsi, Sapta Rsi, Satya Rsi, Panca Rsi, dll. Rsi Brhaspati, guru Para Deva di alam Surga, berasal dari salah satu alam ini. Begitu juga Rsi Sukracharya, guru para Asura. Penghuni alam diatas Surga, sangat dihormati oleh Para Deva, Asura dan Manushya. Sedangkan para penghuni alam Neraka, yaitu Para Asura, tersebar ditujuh alam Naraka, yaitu Patala, Vaitala, Nitala, Mahatala, Sutala, Talatala dan Rasatala. Dibawah alam Neraka, ada sebuah alam tersembunyi. Hanya penghuni alam Satya saja yang mampu mengetahuinya. Inilah alam Deva Yama atau Yamaloka. Sebuah alam misterius, dimana seluruh makhluk yang telah menemui kematiannya, untuk sementara akan singgah dialam ini. Disinilah diputuskan, Atma tersebut, sesuai dengan buah karmanya, akan terlahirkan kembali menjadi apa. Deva Yama bukan Deva biasa. Deva Yama kedudukannya lebih tinggi dari pada Indra. Tidak sembarangan makhluk bisa memasuki alam ini sebelum kematiannya menjelang. Karena di gerbang alam Yama, selain dijaga oleh seekor Naga besar bernama Shesha, juga dibatasi oleh sungai beraliran deras dan berair darah bernama Vaitarani. Atma-Atma suci yang bertugas dialam Yama disebut Yamabhala. Mereka dipimpin oleh seorang Atma pilihan bergelar Mrtyu, yang artinya adalah Kematian! Para Asura juga terdiri dari banyak ras. Ada ras Ditya, ras Danava, ras Raksasha, ras Bhutakala, ras Paisacha, dll. Ada sebuah anugerah atau keistimewaan tersendiri bagi Para Asura. Mereka mampu mengetahui dimana letak alam Surga. Namun hanya sebatas itu. Mereka sama sekali tidak mampu memasukinya. Karena bagaimanapun juga, vibrasi badan mereka, tidak sesuai dengan vibrasi alam Surga. Diperlukan cara yang benar untuk memasukinya, yaitu melalui proses alami. Para Asura harus memperbanyak kebajikan, memperbanyak timbunan karma baik. Kelak bila kematian menghampiri, pasti akan terlahirkan dialam Surga atau dialam manushya. Menjadi Deva atau Manusia. Ada lagi satu alam, terletak diantara Bumi dan Surga. Dialam ini terkumpul Atma-Atma yang tidak menemukan jalan ke alam Yama. Atma-Atma penasaran. Atma-Atma yang menjelang kematiannya, terlalu terikat oleh duniawi. Tidak rela meninggalkan kenikmatan duniawi. Inilah alam tempat Ruh-Ruh penasaran berada. Atma-Atma yang terjebak antara dua dunia, dunia kehidupan dan kematian ini disebut Preta. Dalam ajaran Veda, Atma yang belum diupacarai sesudah dia meninggalkan dunia, akan otomatis menjadi Preta selama beberapa hari. Dengan upacara sraddha, mampu mendorong Atma yang meninggalkan dunia ini ‘menyadari bahwa ia telah mati.’ Begitu ia menyadari, ia akan mulai bergerak ke alam Yama. Bila ia sudah tergerak. Bila kesadarannya telah terbuka, maka ia baru bisa melihat jalan ke alam Yama. Ia baru bisa bertemu dengan Yamabhala. Selama belum ‘sadar’, belum ‘rela’, maka Yamabhala-pun tidak bisa membawanya ke alam Yama. Kekayaan, kedudukan, Istri atau Suami yang cantik atau tampan, bisa membuat seorang Atma tidak rela melepaskannya. Bila kesadaran rendah ini muncul, Atma akan terjebak dialam Preta. Evolusinya mandeg. Dan konyolnya, banyak manusia yang memanfaatkan Atma-Atma kebingungan ini sebagai ‘pembantu halus’ mereka. Inilah yang disebut ‘Prewangan’. Atma-Atma seperti inilah yang kerap kali marasuki seorang medium pemanggil Ruh. Atau bisa juga merasuki manusia yang kesadarannya tengah dalam kondisi ‘rendah’. Maka terjadilah fenomena kesurupan. Atma- Atma seperti inilah yang sering dimanfaatkan oleh manusia-manusia sebagai media menyakiti orang lain secara gaib ( Teluh, tenung, santet, dll), atau di-‘isi’ kan pada benda-benda tertentu yang lantas disebut Azimat, dll. Sungguh kasihan. Atma yang tengah kebingungan, bukannya malah ditolong dan disadarkan, tetapi malah dibuat medium untuk tujuan-tujuan yang kurang benar. Atma yang dibuat medium dan manusia yang menggunakannya sebagai medium, sama-sama tidak sadar.
Cara yang mudah untuk melepaskan keterikatan Atma dengan semua yang ia tinggalkan didunia adalah, ‘MEMBAKAR JASAD’-nya. Begitu jasad hancur menjadi abu, keterikatannya banyak berkurang. Dan kesadaran bahwa ‘aku telah mati’, akan muncul pada Atma yang terjebak ini.

Tidak ada komentar: