17 Februari 2012

#NSDS#

Tetapi, putraku, aku berbicara agak kabur kepadamu. Aku yakin terhadap peristiwa yang dikehendaki Tuhan. Putraku, aku tidak menyatakan diri sebagai utusan Tuhan. Engkau mungkin tidak mampu sepenuhnya memahami kata-kataku, karena pengetahuanku ini tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang lemah akal. Oleh sebab itu, lebih baik bagimu untuk tetap menjaga jarak. Aku memiliki berlimpah-limpah cabang pengetahuan, berupa hikmah dan rahasia, yang telah aku bakar supaya tidak jatuh ke tangan orang-orang jahat.
“Saya tidak tahu kapankah kala itu, di tengah manusia akan muncul seorang raja iblis, dia mempunyai kekuasaan yang besar, demi memenuhi keinginannya, rakyatnya membunuh,menjajah dan menjarah. Anak-anakku yang tercinta, janganlah mempercayai omongannya. Setiap katanya, akan membawa kalian ke dalam dosa yang tak terhapuskan dan jurang kesengsaraan
Dataran tanah, lingkupudara, air bah, semuanya dingin membeku Hari Kamis yang menakutkan datang pun tidak bisa dicegah Langit tidak lagi cerah. Semua ini akan menyebar ke empat penjuru, hari ini pasti tidak akan terlupakan Seseorang akan dilahirkan di bawah naungan 3 karakter air. Setiap hari Kamis berpesta pora. Nama besar, puja-puji, kedudukan dan kekuasaannya akan membentang di darat dan lautanMembawa kesengsaraan di daerah timur
Ramalan Nostradamus pertama Peramal dunia dengan nama lengkap Michel de Nostredame ini pernah meramalkan beberapa hal kecil dan hal besar saat dia berkelana tanpa tujuan yang jelas setelah dia terpukul atas kematian istri dan anak-anaknya. Dia merasa bersalah, dia mengobati ribuan warga yang sakit tetapi tidak mampu menyelamatkan anak dan istrinya sendiri. Semasa berkelana itu di jalan dia bertemu dengan seorang anak laki-laki dari sebuah keluarga miskin, namanya Felice Peretti. Tiba-tiba peramal Nostradamus turun dari keledainya, lalu bersujud di hadapan anak itu. Orang-orang bertanya, “Mengapa engkau mesti bersujud pada bocah itu?” Nostradamus menjawab singkat, “Karena aku harus bersujud di hadapan kesucian-Nya.” Berpuluh tahun kemudian setelah peristiwa itu, tepatnya tahun 1585, atau 19 tahun setelah kematian Nostradamus, orang-orang pun tersadar: bocah tadi, Felice Peretti, menjadi Paus Sixtus V, pemimpin tertinggi Katolik di Vatikan. Ramalan-ramalan Nostradamus untuk abad-20 Kemungkinan akan meletusnya Perang Dunia Ke-III (Kitab: Armageddon) Bencana global dasyat yang akan melanda seluruh bangsa Kemunculan kembali raja teror Munculnya perselisihan di kalangan pemimpin dunia ke-3 (Negara-negara miskin) Pembunuhan terhadap beberapa tokoh penting dunia Munculnya Ibu Keserakahan Kemunculan Lady Diana
Peramal Nostradamus: kisah babi putih dan babi hitam Suatu hari seorang bangsawan penasaran akan kemampuan meramal Nostradamus. Sambil menunjuk ke arah dua ekor anak babi, seekor berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih, bangsawan itu bertanya, “Apakah yang akan terjadi pada kedua babi itu?” “Seekor serigala akan memangsa babi yang putih, dan yang berwarna hitam akan kami makan,” kata peramal Nostradamus, yang siang hari itu sedang berjalan bersama temannya, Florinville. Florinville yang mendengarkan ramalan Nostradamus juga menjadi penasaran. Secara diam-diam Florinville menyuruh kokinya untuk menyembelih babi putih tadi sebagai lauk makan malam. Setelah babi putih dipotong dan sedang dipanggang, sang koki keluar untuk membeli bumbu penyedap. Saat itulah tiba-tiba seekor serigala masuk ke dapur dan menggondol daging babi putih tersebut. Begitu si koki kembali dari membeli bumbu, dia kaget mengetahui daging babi putih telah hilang. Lalu segera dia menyembelih babi berwarna hitam untuk kemudian dimasak, dan menyajikannya untuk makan malam. Dia sangat ketakutan dimarahi tuannya, Florinville, sehingga dia tidak menceritakan bahwa babi yang pertama disembelihnya telah hilang. Pada waktu makan malam, Florinville bertanya kepada temannya, Nostradamus: “Babi yang manakah yang sedang kita makan saat ini?” Tanpa ragu sedikit pun, peramal Nostradamus mengulangi jawabannya siang tadi: “Babi berwarna hitam, seperti telah saya ramalkan tadi.” Florinville kemudian memanggil sang koki. “Babi yang manakah yang kami makan saat ini?” Akhirnya si koki menjelaskan dengan terus-terang. Dan sejak itulah kemampuan peramal Nostradamus semakin tersebar.
“Dia (raja teror) turun dari langit dengan membawa obor, cahaya yang redup berkedip-kedip diujung cakrawala. Masih ada seberkas cahaya besar, yang menarik orang-orang ke dalam balutan jubah dewa kematian. Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami.

Tidak ada komentar: