27 Maret 2012

MENGENAL PANDHAWA

Tokoh Pandhawa dilibatkan dalam cerita yang mirip dengan cerita tokoh manusia, meliputi cerita kelahiran, perkawinan, kematian dan peristiwa penting yang terjadi dalam masyarakat. Masing-masing tokoh disebut dengan berbagai nama.
Yudhisthira mendapat sebutan Dharmaputra (Damarputra), Dharmaatmaja (Darmaatmaja), Dharmawangsa (Darmawangsa), Punta, Puntadewa, Dremakusuma atau Darmakusuma. Bima mendapat sebutan Bhima (Bima), Bhimasena (Bimasena), Pawanasuta, Bayusuta, Ballawa, Jagal Bilawa, Birawa, Sena, Arya Sena, Bratasena, Wejasena, Wrekodara, Wrekudara, Werkodara, Werkudara. Arjuna mendapat sebutan Partha (Parta), Dhananjaya (Dananjaya), Wrehannala, Palghuna (Palguna), Palgunadi, Janaka, Pamade, Kombang Ali-ali, Kalithi dan Karithi. Nakula mendapat sebutan Tangsen dan Grantika. Sadewa mendapat sebutan Sahadewa, Tantipala dan Pinten. Negara Yudhisthira bernama Indraprastha (Indraprasta), Ngamarta dan Cintakapura. Tempat tinggal Bima disebut Jodhipati dan Tanggul Pamenang. Tempat tinggal Arjuna bernama Madukara dengan taman Maduganda. Tempat tinggal Nakula di desa Sawojajar, sedang desa tempat tinggal Sadewa bernama Bumi Ratawu. Yudhisthira beristeri Durpadi dan beranak Pancawala. Isteri lain bernama Kuntul Wilanten, tetapi isteri telah merasuk ke tubuh Yudhisthira. Bima beristeri Hidimbi (Arimbi), beranak Gathotkaca, beristeri Nagagini beranak Antareja, dan beristeri Urangayu beranak Antasena. Arjuna beristeri Sumbadra, Srikandi dan Larasati (Rarasati), Ulupi, Gandawati, Dresanala, Supraba, Partawati, Srimendang dan beberapa isteri lain yang tidak disebut namanya, tetapi disebut anaknya. Anak Arjuna yang sering disebut-sebut dalam cerita yaitu: Abimanyu, Irawan, Wisanggeni, Pergiwa dan Pergiwati. Nama-nama tokoh anak Arjuna yang lain yaitu: Bambang Srigati, Bambang Nilasuwarna, Bambang Wijanarka, Bambang Tejasuwarna, Bambang Setiwijaya, Bambang Setiwigena, Bambang Manon Manonton, Dewi Gandasasi. Nakula beristeri Soka dan Dewi Suyati, beranak Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati. Sadewa beristeri Padapa dan Dewarsini. Ia beranak Dewakusuma, Dewi Rayungwulan dan Bambang Sabekti. Pandhawa terkenal sebagai tokoh sakti . yudhisthira terkenal pusakanya yang berupa pusaka Kalimasada. Bima terkenal gagah perkasa, teguh sentosa dan mempunyai gada sakti bernama Gada Rujak Polo. Kukunya yang terkenal kuat dan sangat berguna untuk membunuh musuh bernama Pancakenaka. Aji yang berkekuatan luar biasa bernama Jayasangara atau Jalasangara. Arjuna terkenal pandai bermain panah. Panah saktinya bernama Pasupati, Aryasengkali, Sarotama dan Ardhadhali. Keris saktinya bernama Kalanadhah dan Pulanggeni. Nakula dan Sadewa tidak banyak diceritakan kehebatannya, hanya Sadewa yang dekat dengan dewa. ******************************************************************************************************************************************************
Pada suatu hari, Pandawa mengikuti sayembara yang diselenggarakan Raja Drupada di Kerajaan Panchala. Sayembara tersebut memperebutkan Dewi Dropadi. Banyak ksatria di penjuru Bharatawarsha turut menghadiri. Para Pandawa menyamar sebagai seorang Brāhmana. Sebuah sasaran diletakkan di tengah-tengah arena, dan siapa yang berhasil memanah sasaran tersebut dengan tepat, maka ialah yang berhasil mendapatkan Dropadi. Satu-persatu ksatria maju, namun tidak ada satu pun yang berhasil memanah dengan tepat. Ketika Karna dari Kerajaan Anga turut serta, ia berhasil memanah sasaran dengan baik. Namun Dropadi menolak untuk menikahi Karna karena karna anak seorang kusir yang tentu lebih rendah kastanya. Karna kecewa tetapi juga kesal terhadap Dropadi. Para Pandawa yang diwakili oleh Arjuna turut serta. Arjuna berpakaian seperti Brāhmana. Ketika ia tampil ke muka, ia berhasil memanah sasaran dengan baik, maka Dropadi berhak menjadi miliknya. Namun hal tersebut menimbulkan kericuhan karena seorang Brāhmana tidak pantas untuk mengikuti sayembara yang ditujukan kepada golongan ksatria. Arjuna dan Bima pun berkelahi dengan para ksatria di sana, sementara Yudistira, Nakula dan Sadewa melarikan Dropadi ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Pandawa berseru, “Ibu, kami datang membawa hasil meminta-minta”. Kunti, ibu para Pandawa, tidak melihat apa yang dibawa oleh anak-anaknya karena sibuk dan berkata, “Bagi dengan rata apa yang kalian peroleh”. Ketika ia menoleh, alangkah terkejutnya ia karena anak-anaknya tidak saja membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Kunti yang tidak mau berdusta, membuat anak-anaknya untuk berbagi istri. Para Pandawa sepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri. Mereka juga berjanji tidak akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari perbuatan yang menggangu adalah pembuangan selama 12 tahun. Pada suatu hari, ketika Pandawa sedang memerintah kerajaannya di Indraprastha, seorang pendeta masuk ke istana dan melapor bahwa pertapaannya diganggu oleh para rakshasa. Arjuna yang merasa memiliki kewajiban untuk menolongnya, bergegas mengambil senjatanya. Namun senjata tersebut disimpan di sebuah kamar dimana Yudistira dan Dropadi sedang menikmati malam mereka. Demi kewajibannya, Arjuna rela masuk kamar mengambil senjata, tidak mempedulikan Yudistira dan Dropadi yang sedang bermesraan di kamar. Atas perbuatan tersebut, Arjuna dihukum untuk menjalani pembuangan selama 12 tahun. Arjuna menerima hukuman tersebut dengan ikhlas. Arjuna menghabiskan masa pengasingannya dengan menjelajahi penjuru Bharatawarsha atau daratan India Kuno. Selama masa pengasingannya, Arjuna memiliki tiga istri lagi. Mereka adalah: Subadra (adik Sri Kresna), Ulupi, dan Citrangada. Dari hubungannya dengan Subadra anaknya bernama Abimanyu. Dengan Ulupi anaknya bernama Irawan. Dengan Citrangada anaknya bernama Babruwahana. ************************************************************************************************************************************************************** Dalam cerita lakon Pandhawa Mukswa semua warga Pandhawa > mukswa / moksa.

Tidak ada komentar: